Kamis, 01 Juni 2017

Pengendalian Mutu CHECK LIST SNI SUSU INSTAN



CHECK LIST SNI SUSU INSTAN
PERCOBAAN II
(Praktikum Pengendalian Mutu)








Kelompok : 4

Halimah                      B1315023
Jamilah                       B1315028
M. Putra Fajar          B1315041
Nurul Ustadzah         B1315053
Rina Wardani            B1315061
Supiani                       B1316001




PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Pengendalian mutu adalah aktivitas keteknikan dan manajemen yang dengan aktivitas tersebut dapat diukur ciri-ciri mutu dari produk yang ada, membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan sebenarnya dan yang standar (Kays, 1991).
Pada perusahaan mutu telah menjadi bagian yang penting dalam setiap proses produksi. Strategi yang dapat menjamin mutu adalah strategi yang dapat menjaga kestabilan proses, sehingga proses dapat dikendalikan dengan tujuan untuk dapat meminimalkan produk cacat.  Pentingnya peranan mutu terhadap suatu produk membuat perlunya dilakukan pengendalian mutu (Kays, 1991).
Perusahaan yang sudah berkembang pesat, maju dan memiliki manajemen yang baik tentu saja sudah memiliki perangkat pengendalian mutu yang terpadu. Sehingga nantinya produk akhir yang diterima konsumen adalah produk yang benar-benar berkualitas tanpa cacat. Walau seiring berkembangnya dunia perindustrian, terutama industri pengolahan makanan sekarang sudah semakin menjamur, namun mutu suatu produk hendaknya berdasarkan SNI.
Produk yang telah lulus standar SNI dapat dikatakan aman untuk dikonsumsi. Namun tidak sedikit produk yang tidak sesuai dengan produk SNI. Untuk mengetahui mutu suatu produk SNI maka dilakukan praktikum ini yang bertujuan mencek komposisi atau kandungan suatu produk yaitu susu instan yang beracuan pada SNI.

1.2     Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi SNI suatu produk.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Mutu
Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan. Mendefinisikan mutu dalam rangka kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Sebenarnya mutu adalah kepuasan pelanggan. Ekspektasi pelanggan bisa dijelaskan melalui atribut-atribut mutu atau hal-hal yang sering disebut sebagai dimensi mutu.
Oleh karena itu, mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan dalam delapan dimensi mutu. Empat dimensi pertama menggambarkan atribut-atribut mutu penting, tetapi sulit mengukurnya. Delapan dimensi mutu adalah (Hansen dan Mowen, 1994):
1.      Kinerja (Performance), merupakan tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk
2.      Estetika (Aesthetic), berhubungan dengan penampilan wujud produk
3.      Kemudahan perawatan dan perbaikan (service ability), berhubungan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk
4.      Keunikan (features), menunjukan karakteristik produk yang berbeda secara fungsional dari produk sejenis.
5.      Reliabilitas (Reliability), berhubungan dengan probabilitas produk dan  jasa menjalankan fungsi dimaksud dalam jangka waktu tertentu.
6.      Durabilitas (Durability), menunjukan umur manfaat dari fungsi produk.
7.      Tingkat kesesuaian ( Quality of conformance), menunjukan ukuran mengenai apakah sebuah produk atau jasa telah memenuhi spesifikasinya.
8.      Pemanfaatan (fitness of use), menunjukan kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan.

2.2    SNI (Standar Nasional Indonesia)
Standar Nasional Indonesia adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Komite Teknis (dulu disebut sebagai Panitia Teknis) dan ditetapkan oleh BSN.
2.3    Standarisasi
Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan sesuatu. Standarisasi juga merupakan proses pembentukan standar teknis, yang bisa menjadi standar spesifikasi, standar cara uji, standar definisi, prosedur standar (atau praktik), dan lain-lain.
Istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantita, kualita, nilai, dan hasil karya yang ada. Dalam arti yang lebih luas maka standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun proses. Suatu produk tidak boleh tidak standar, namun harus atau sedapat mungkin diikuti agar kegiatan maupun hasilnya boleh dikatakan dapat diterima umum oleh penggunaan standee atau ukuran ini adalah hasil kerja sama pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri dimana perusahaan itu berada (Permatasari, 2016).
Standardisasi diimplementasikan ketika perusahaan mengeluarkan produk baru ke pasar. Dengan menggunakan standarisasi, kelompok dapat dengan mudah berkomunikasi melalui pedoman yang ditetapkan dalam rangka untuk menjaga fokus. Metode ini dibuat untuk memfasilitasi proses dan tugas, inilah mengapa interlocks dengan lean manufacturing. Terdapat empat teknik yang berbeda untuk standardisasi, yaitu penyederhanaan atau variasi kontrol, kodifikasi, nilai rekayasa, dan statistik proses control (Permatasari, 2016).












BAB III
METODE

3.1     Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 28 Oktober 2016 pukul 13.00-16.00 WITA di Labolatorium Pangan Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2     Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas dan sendok.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air hangat, susu bubuk putih dan susus bubuk coklat.

3.3     Prosedur Kerja
1.      Disisapkan alat dan bahan
2.      Diamati bahan/sampel yang akan diidentifikasi
3.      Dimasukkan hasil pengamatan ke dalam tabel.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1     Hasil
Dari hasil penilaian standar mutu susu bubuk coklat dan susus bubuk putih didapat hasil pengamatan sebagai berikut.
Tabel 1. Data hasil pengamatan

No.

Kriteria Uji

Persyaratan

Satuan
Kesesuaian
Susu putih
Susu coklat
1.
Kesesuaian
a.       Bau
b.      Rasa




Normal
-
 Sesuai
Sesuai
Normal
-
Sesuai
Sesuai
2.
Kadar air
Maksimal 5
%
-
-
3.
Kadar lemak
Maksimal 5
%
Tidak sesuai
Sesuai
4.
Protein
Minimal 23
%
Tidak sesuai
Tidak sesuai
5.
Cemaran logam




Tembaga
Maksimal 20
Mg/kg
-
-
Timbal
Maksimal 0,3
Mg/kg
-
-
Timah
Maksimal 0,3
Mg/kg
-
-
Cemaran mikroba
Maksimal 0,1
Mg/kg
-
-

4.2     Pembahasan
Salah satu hal yang harus diketahui dalam pengendalian mutu produk adalah standarisasi. Standarisasi dapat diartikan sebagai penetapan-penetapan norma dan aturan mutu produk yang ditetapkan bersama dengan tujuan menghasilkan produk dengan mutu yang dapat dideskripsikan  dan diukur dengan perolehan mutu yang seragam.
Secara oprasional mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Sebenarnya mutu adalah kepuasan pelanggan. Pada praktikum ini kami melakukan identifikasi SNI pada suatu produk yaitu susu bubuk dengan 2 sampel yang berbeda, susu bubuk putih dengan susu bubuk coklat.
Mula-mula disiapkan alat dan bahan, kemudian sampel tersebut diamati kandungan atau komposisinya dengan beracuan pada SNI dari sampel itu sendiri yang bisa didapatkan di internet. Standar Nasional Indonesia adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat sampel yang tidak sesuai dengan SNI. Namun ketidaksesuaian tersebut tidak jauh dari standar mutu yang ditetapkan SNI.
Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan sesuatu. Standarisasi juga merupakan proses pembentukan standar teknis, yang bisa menjadi standar spesifikasi, standar cara uji, standar definisi, prosedur standar (atau praktik), dan lain-lain (Permatasari, 2016).

























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1     Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Standarisasi dapat diartikan sebagai penetapan-penetapan norma dan aturan mutu produk yang ditetapkan bersama.
2.      Terdapat sampel yang tidak sesuai dengan SNI. Namun ketidaksesuaian tersebut tidak jauh dari standar mutu yang ditetapkan SNI.
3.      Standar Nasional Indonesia adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia.

5.2     Saran
Adapun saran dalam praktikum ini adalah hendaknya ada penambahan alat labolatorium agar tidak terjadi antri yang dapat menghambat praktikum.

















DAFTAR PUSTAKA
Hansen dan Mowen, 1994. Pengendalian dan Manajemen Mutu. Second Edition, Prentice Hall. Hal 433-434

Horticultural Crops. In Kader, Adel A., et al. (Eds). Postharvest Technology of Horticultural Crops. Cooperative Extension Univ. Of California.

Kays, Stanley J.,  1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant Products. An Avi Book. Published by Van Nostrand Reinhold, New York.

Permatasai, Intan. 2016. Tugas Makalah Pengantar Manajemen Mutu “Standarisasi Mutu Produk”. http://Pengendalian Mutu/Laporan/Bahan Laporan/Bahan Lap 2/Manajemen Mutu.html. Diakses pada tanggal 2 November 2016

Prawirosentono, 2002. Pengertian Pengendalian Mutu. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Hal 6

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar