Selasa, 19 April 2016

LAPORAN PRAKTIKUM APLIKASI VACUM FRYING UNTUK MENGHASILKAN OLAHAN KERIPIK BUAH SEGAR



 APLIKASI VACUM FRYING UNTUK MENGHASILKAN OLAHAN KERIPIK BUAH SEGAR
PERCOBAAN IV
(Praktikum Mesin dan Peralatan Industri)

Description: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/2/22/Logo_Politala_segi_lima.png







Kelompok : 4

Ayu Nurmalasari                  B1315012
Fitri Khairunnisa                  B1315020
Jamilah                                   B1315028
Martini                                   B1315036





PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Produksi buah-buahan di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi. Produksi buah buahan tahun 2007 mencapai 17.116.662 ton, meningkat dibandingkan produksi tahun 2006 sekitar 16.171.130 ton dan tahun 2005 sebesar 14.786.599 ton. Produksi buah yang melimpah kadang juga belum dimanfaatkan (Antarlina dan Rina 2005). Petani tidak dapat menyimpan buah-buahan lebih lama karena umur simpannya pendek. Penanganan buah yang kurang hati-hati pada saat panen, termasuk pengemasan dan transportasi, akan menyebabkan kerusakan 10−60%. Oleh karena itu, perlu upaya meningkatkan umur simpan dan nilai tambah buah-buahan (Sofyan 2004).
Penggorengan adalah salah satu proses olahan pangan yang sangat populer hingga saat ini yan dapat meningkatkan umur simpan dan nilai tambah buah-buahan. Penggorengan dapat didefinisikan sebagai proses pemasakan dan pengeringan produk dengan media panas berupa minyak sebagai media pindah panas. Banyak reaksi kompleks terjadi dalam minyak dan pada saat itu minyak akan mulai mengalami kerusakan (Yuniarto 2007).
Penggorengan vakum (vacuum frying) menjadi salah satu pilihan industri dalam produksi keripik buebuahan dan sesayuran. Hal ini dikarenakan produk yang diproduksi dengan penggorenan vakum memiliki cita rasa yang lebih baik dibanding dengan produk yang dihasilkan dengan memanggang atau merebus (Jamaluddin 2011). Penggorengan vakum memungkinkan pengolahan komoditi peka panas,  seperti buah dan sayur menjadi hasil olahan berupa keripik (chip).

1.2  Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengeringkah buah/sayur segar.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Vacuum frying
Salah satu usaha untuk memperpanjang masa simpan sayuran atau buah adalah dengan metode pengeringan atau pemasakan untuk mendapatkan produk sayuran atau buah kering siap santap. Pengeringan merupakan suatu proses penghilangan atau pengeluaran sebagian air dari bahan pangan dengan cara menguapkan air dan menggunakan energi panas, sampai batas mikroba tidak dapat hidup (Wahyudi, 2013.).
Keuntungan dari pengeringan adalah bahan pangan dapat menjadi lebih awet, volume bahan menjadi lebih kecil dan ringan serta mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan penyimpanan, sehingga pada akhirnya dapat memperkecil biaya produksi terutama apabila dilakukan dalam jumlah besar.
Penggorengan vakum adalah salah satu teknologi pengeringan yang dapat diterapkan pada sayur-sayuran dan buah-buahan. Untuk tetap dapat mempertahankan gizinya, banyak jenis buah-buahan dan sayuran yang dapat diproses dengan penggorengan vakum, seperti buncis muda, brokoli, kembang kol, wortel, nenas, mangga, apel, dan sebagainya. Beberapa negara di Asia (Jepang, Thailand, Taiwan) telah menggunakan teknologi penggorengan vakum ini untuk memproduksi snack bergizi dan menyehatkan dari sayur-sayuran (Wahyudi, 2013).
Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang bagus dalam artian warna, aroma, nilai nutrisi dan rasa buah-sayur tidak berubah dan renyah maka pengaturan suhu yang digunakaan tidak boleh melebihi 85°C dan tekanan vakum antara 65 – 76 cmHg. Proses penggorengannya dapat berlangsung pada suhu rendah, disamping kedap udara sehingga tidak bersinggungan dengan udara yang apat menimbulkan pencoklatan pada produk yang dihasilkan karena proses oksidasi.




BAB III
METODE
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Maret 2016 pukul pukul 11.00-13.00 WITA di Labolatorium Pangan Teknologi Industri Pertani Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2  Alat dan Bahan
3.2.1     Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah vacuum frying dan timbangan.
3.2.2     Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah semangka dan minyak goring.
3.3  Prosedur Kerja
1.      Ditimbang bahan yang akan diolah menjadi keripik sebagai berat awal
2.      Diisi bak air hingga memenuhi batas permukaan bak sirkulasi
3.      Dimasukkan minyak goreng ke dalam tabung sampai dasar keranjang buah.
4.      Setelah tercapai suhu yang diset (ditandai nyala kompor mengecil), masukkan bahan ke dalam keranjang penggoreng kemudian tutup tabung penggoreng dan kunci rapat-rapat
5.      Ditutup kran pelepas vakum, nyalakan pompa dengan menekan tombol besar dalam posisi on pada kotak kontrol sambil membuka kran sirkulasi air di atas tabung jet, tunggu hingga air keluar dari selang bagian atas kondensor.
6.      Setelah matang, buih pada tabung penggorengan akan hilang (lihat dari kaca pengintai dengan menekan tombol lampu ke posisi on) angkat bahan ke atas minyak dengan memutar tuas pengaduk 180° dan kunci.
7.      Dibuka tutup tabung dan keranjang penggoreng, angkat keripik buah dan tiriskan pada mesin pengering.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil
Tabel 1. Data hasil pengamatan
Bahan
Berat awal (kg)
Berat akhir (kg)
Rendemen
Semangka
2,4
0,4
83,33%

Pada praktikum ini kami menggoreng semangka menggunakan vacuum frying, namun hasil yang kami dapatkan tidak sesuai yang diharapakn. Buahnya gosong akibat saat penggorengan kurang pengadukan, tersumbatnya saluran evaporator dan waktu yang terlamu lama saat penggorengan.
Prinsip utama kerja alat adalah dengan melakukan penggorengan pada kondisi vakum yaitu pada tekanan 65-70 cmHg atau dibawah tekanan atmosfer normal. Kondisi vakum ini menyebabkan penurunan titik didih minyak dari 110-120˚C sehingga mencegah terjadinya perubahan rasa, aroma dan warna bahan makanan.
4.2  Pembahasan
Pembuatan keripik dapat dilakukan vacuum frying. Menggoreng dengan mesin vacuum frying adalah menggoreng berbagai macam produk dengan kondisi hampa udara. Cara menggoreng dengan mesin vacuum frying ini dilakukan dalam ruangan tertutup dengan kondisi tekanan rendah sekitar 70 cmhg. Penggorengan dengan vacuum frying dapat digunakan sebagai alternatif pengolahan bahan yang rentan terhadap suhu yang tinggi seperti kripik buah.
Pada praktikum ini kami mencoba menggoreng buah semangka. Pertama-tama ditimbang semangka sebagai berat awalnya. Dimasukkan minyak goreng ke dalam tabung sampai dasar keranjang buah. Setelah matang, buih pada tabung penggorengan akan hilang (lihat dari kaca pengintai dengan menekan tombol lampu ke posisi on) angkat bahan ke atas minyak dengan memutar tuas pengaduk 180° dan kunci. Dibuka tutup tabung dan keranjang penggoreng, angkat keripik buah dan tiriskan pada mesin pengering. Kemudian ditimbang kembali bahan sebagai berat akhir. Dihitung rendemennya dan didapat hasil sebesar 83,33%.
Pada kondisi vakum, suhu penggorengan dapat diturunkan menjadi 70− 85°C karena penurunan titik didih minyak. Dengan demikian, kerusakan warna, aroma, rasa, dan nutrisi pada produk akibat panas dapat dihindari. Selain itu, kerusakan minyak dan akibat lain yang ditimbulkan karena suhu tinggi dapat diminimalkan karena proses dilakukan pada suhu dan tekanan rendah.



























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1.      Vacuum frying adalah salah satu alat yang dapat memperpanjang masa simpan sayuran atau buah
2.      Prinsip utama kerja alat vacuum frying adalah dengan melakukan penggorengan pada kondisi vakum yaitu pada tekanan 65-70 cmHg atau dibawah tekanan atmosfer normal
3.      Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang bagus dalam artian warna, aroma, nilai nutrisi dan rasa buah-sayur tidak berubah dan renyah maka pengaturan suhu yang digunakaan tidak boleh melebihi 85°C dan tekanan vakum antara 65 – 76 cmHg

5.2  Saran
Adapun saran dari  praktikum ini yakni pada kondisi vakum, suhu penggorengan diturunkan menjadi 70− 85°C untuk menghindari kerusakan warna, aroma, rasa, dan nutrisi pada produk akibat panas.













DAFTAR PUSTAKA
Winarto. 2014. documents.tips/documents/laporan-peralin-vakum-fry.html. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016




Tidak ada komentar:

Posting Komentar