PROSES DRYING
PERCOBAAN IV
(Praktikum Mesin dan Peralatan Industri)
Kelompok
: 4
Ayu
Nurmalasari B1315012
Fitri
Khairunnisa B1315020
Jamilah B1315028
Martini B1315036
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK
NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengeringan
merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif dalam pengolahan pasca
panen. Unit operasi ini diterapkan untuk mengurangi kadar air produk seperti
berbagai buah-buahan, sayuran, dan produk pertanian lainnya setelah panen.
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan yang
memerlukan panas untuk menguapkan air dari permukaan bahan tanpa mengubah sifat
kimia dari bahan tersebut. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya
penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara dan
bahan yang dikeringkan.
Pengeringan
adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga mengurangi
kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai rendah yang
dapat diterima, menggunakan panas. Pada proses pengeringan ini air diuapkan
menggunakan udara tidak jenuh yang dihembuskan pada bahan yang akan
dikeringkan. Air (atau cairan lain) menguap pada suhu yang lebih rendah dari
titik didihnya karena adanya perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-muka
bahan padat-gas dengan kandungan uap air pada fasa gas. Air juga dapat
dipisahkan dari bahan padat, secara mekanik menggunakan cara pengepresan
sehingga air keluar, dengan pemisah sentrifugal, dengan penguapan termal
ataupun dengan metode lainnya. Pemisahan air secara mekanik biasanya lebih
murah biayanya dan lebih hemat energi dibandingkan dengan pengeringan (Risma, 2015).
Pengeringan
akan menurunkan kadar air (water activity) atau Aw (jumlah air yang
dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya),
berat dan volume pangan. Prinsip utama pengeringan adalah pengurangan kadar air
bahan.
1.1
Tujuan
Tujuan praktikum ini
adalah Membedakan proses drying di antara oven dan microwave
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Drying
Pengeringan adalah metode untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara
menguapkannya hingga kadar air kesetimbangan dengan kondisi udara normal atau
kadar air yang setara dengan nilai aktivitas air (Aw) yang aman dari kerusakan
mikrobiologis, enzimatis, dan kimiawi. Pada praktikum kali ini, pengeringan
dilakukan dengan dua metode, yaitu pengeringan dengan menggunakan oven dan
pengeringan dengan menggunakan microwave) (Saputra, 2013).
Ada 2 istilah yang dipakai untuk pengeringan yaitu :
1.
Drying, yaitu suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh daya atau kekuatan alam,
misalnya matahari (dijemur) dan angin (diangin-anginkan).
2.
Dehydration
(dehidrasi), yaitu suatu proses pengeringan dengan
panas buatan, dengan menggunakan peralatan/alat-alat pengering.
Tujuan pengeringan bahan pangan yaitu :
1.
Mengurangi
risiko kerusakan karena kegiatan mikroba. Mikroba memerlukan air untuk
pertumbuhannya. Bila kadar air bahan berkurang, maka aktivitas mikroba dihambat
atau dimatikan.
2.
Menghemat ruang
penyimpanan atau pengangkutan.Umumnya bahan pangan mengandung air dalam jumlah
yang tinggi, maka hilangnya air akan sangat mengurangi berat dan volume bahan
tersebut.
3.
Untuk
mendapatkan produk yang lebih sesuai dengn penggunaannya. Misalnya kopi
instant.
4.
Untuk
mempertahankan nutrien yang berguna yang terkandung dalam bahan pangan,misalnya
mineral, vitamin, dsb.
Keuntungan pengawetan dengan cara pengeringan :
1.
Bahan lebih
awet.
2.
Volume dan
berat berkurang, sehingga biaya lebih rendah untuk pengemasan, pengangkutan,
dan penyimpanan.
3.
Kemudahan dalam
penyajian.
4.
Penganekaragaman
pangan, misalnya makanan ringan /camilan.
Kerugian pengawetan dengan cara pengeringan :
1.
Sifat asal dari
bahan yang dikeringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, sifat fisik dan
kimianya, penurunan mutu, dll.
2.
Beberapa bahan
kering perlu pekerjaan tambahan sebelum dipakai, misalnya harus dibasahkan
kembali (rehidrasi) sebelum digunakan.
2.2 Prinsip-prinsip pengeringan
Prinsip pengeringan : menghambat pertumbuhan mikroba dengan mengurangi
kadar air, juga menurunkan aw. Jika kita mengeringkan sesuatu bahan pangan, ada
2 masalah pokok yang teribat di dalamnya, yaitu :
Hantaran panas kepada bahan dan di dalam bahan yang dikeringkan.
1.
Penguapan air
dari dalam bahan.
2.
Kedua hal di
atas menentukan kecepatan pengeringan.
Hantaran panas ditentukan oleh :
1.
Macam dan jenis
sumber panas.
2.
Konsistensi
bahan.
3.
Sifat bahan
yang dikeringkan.
4.
Udara sebagai
media pemanas.
Penguapan air dari dalam bahan tergantung dari banyak faktor sekeliling
bahan yaitu : suhu, kelembaban, kecepatan aliran air, tekanan udara, serta
waktu pengeringan.
BAB III
METODE
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2016 pukul pukul 11.00-13.00
WITA di Labolatorium Pangan Teknologi Industri Pertani Politeknik Negeri Tanah
Laut.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain
mixer, oven, microwave, stopwatch, loyang dan kuas.
3.2.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
tepung, gula, margarin, ragi, garam, susu bubuk, air, kuning telur dan pelembut
kue.
3.3
Prosedur Kerja
Proses Drying
1.
Dibagi adonan
menjadi 4 bagian dengan berat yang sama
2.
2 bagian di oven
dan 2 bagian lainnya dimasukkan dalam microwave
3.
Dihitung kadar
airnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel hasil pengamatan proses drying
No.
|
Alat
|
Berat
awal (g)
|
Berat
akhir (g)
|
Kadar
air (%)
|
1.
|
Oven
|
35,02
|
32,33
|
7,7
|
2.
|
Oven
|
35,00
|
32,11
|
8,3
|
3.
|
Microwave
|
35,02
|
32,24
|
7,9
|
4.
|
Microwave
|
35,01
|
32,12
|
8,3
|
4.2
Pembahasan
Dalam praktikum ini kami melakukan proses pengeringan. Pengeringan
adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan yang memerlukan
panas untuk menguapkan air dari permukaan bahan tanpa mengubah sifat kimia dari
bahan tersebut. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air
ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara dan bahan yang
dikeringkan.Proses pengeringan juga merupakan proses pangan yang pertama dilakukan untuk
mengawetkan makanan. Yang kami keringkan adalah adonan yang telah kami buat.
Dalam pengeringan dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan dioven dan
dikeringkan menggunakan microwave. Mula-mula dibagi adonan menjadi empat bagian
dengan berat yang sama. Setelah itu ditimbang berat awal adonan. Rata-rata
berat awalnya adal 35 gram. Lalu dua bagian adonan kami masukkan dalam oven dan dua bagian
lainnya kami masukkan dalam microwave. Setelah adonan tersebut matang atau
sudah menjadi kue, ditimbang kembali bahan tersebut sebagai berat akhir.
Rata-rata berat akhirnya adalah 32 gram. Lalu dihitung kadar airnya.
Selain untuk
mengawetkan bahan pangan yang mudah rusak atau busuk pada kondisi penyimpanan
sebelum digunakan, pengeringan pangan juga menurunkan biaya dan mengurangi
kesulitan dalam pengemasan, penanganan, pengangkutan dan penyimpanan, karena
dengan pengeringan bahan menjadi padat dan kering, sehingga volume bahan lebih
ringkas, mudah dan hemat ruang dalam pengangkutan, pengemasan maupun
penyimpanan. Proses pengeringan merupakan salah satu penanganan bahan pangan
untuk menjaga pengawetan bahan pangan lebih lama. Proses pengeringan pada
dasarnya ditentukan oleh pengaturan suhu yang baik yang merupakan faktor
terpenting dalam pengawetan pangan dan mutu bahan pangan yang dihasilkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Proses
pengeringan merupakan proses pangan yang pertama dilakukan untuk mengawetkan
makanan.
2.
Pengeringan dapat
mengawetkan bahan pangan.
3.
Luas permukaan bahan yang
dikeringkan dapat mempengaruhi lamanya proses pengeringan.
4. Pengeringan
dapat merubah karakteristik dari bahan pangan yang meliputi tekstur dan juga
warna bahan pangan dikarenakan berubahnya zat kimia pada bahan pangan.
5.2
Saran
Sebaiknya dalam praktikum tersebut lebih teliti dalam pengovenan agar bahan
yang dikeringkan benar-benar kering.
DAFTAR PUSTAKA
Risma.2015.http://shailarisma.blog.upi.edu/2015/11/15/laporan-praktikum-drying-pengeringan/.
Diakses pada
tanggal 21 Maret 2016
Rika.2011.http://rikadamayantiftpuj2011.blogspot.co.id/2012/05/laporan-pengeringan-pada-pisang.html.
Diakses pada
tanggal 21 Maret 2016
Saputra,
Satriya.2013. http://satriyasaputra.blogspot.co.id/2013/09/drying.html. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar