PROSES MIXING
PERCOBAAN III
(Praktikum Mesin dan Peralatan Industri)
Kelompok
: 4
Ayu
Nurmalasari B1315012
Fitri
Khairunnisa B1315020
Jamilah B1315028
Martini B1315036
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK
NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengawetan
makanan dapat dilakukan dengan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi
tinggi maupun teknologi sederhana. Caranya pun beragam dengan berbagai
tingkat kesulitan. Namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk
menahahan laju pertumbuham mikroorganisme pada makanan. Teknik pengolahan dan
pengawetan makanan itu ada beberapa cara, yaitu: pendinginan, pengeringan,
pengalengan, pengemasan, penggunaan bahan kimia, penggunaan zat aditif
(tambahan) dan pemanasan. Proses pengeringan merupakan proses pangan yang
pertama dilakukan untuk mengawetkan makanan. Selain untuk mengawetkan bahan
pangan yang mudah rusak atau busuk pada kondisi penyimpanan sebelum digunakan,
pengeringan pangan juga menurunkan biaya dan mengurangi kesulitan dalam
pengemasan, penanganan, pengangkutan dan penyimpanan, karena dengan pengeringan
bahan menjadi padat dan kering, sehingga volume bahan lebih ringkas, mudah dan
hemat ruang dalam pengangkutan, pengemasan maupun penyimpanan (Putra,
2013).
Adapun proses pencampuran bertujuan untuk menggabungkan bahan menjadi
suatu campuran yang menyebar secara sempurna. Secara fisik bahan – bahan yang
ada dialam terdiri dari berbagai bentuk dan fase, oleh karena itu proses
pencampuranpun terdiri dari berbagai variasi sesuai dengan jenis bahan yang
akan dicampur.
Jenis atau bentuk bahan yang akan dicampur menentukan
jenis blade atau impeler yang akan digunakan. Ada bermacam-macam blade dengan bentuk yang beragam sesuai
bentuk bahan. Pengadukan bahan cair pada umumnya dilakukan dalam suatu bejana,
biasa berbentuk silinder yang memiliki sumbu vertikal. Bagian atas dari bejana
dapat terbuka terhadap udara atau boleh juga ditutup. Selain dari bentuk bejana
tersebut, perlu ditambahkan perlengkapan-perlengkapan yang mendukung proses
pengadukan, seperti impler dimana ada bermacam-macam impler dengan bentuk yang beraneka ragam sesuai dengan pola
pengadukan yang dibutuhkan (Saputra, 2013).
Dalam praktikum ini kami melakukan percobaan pencampuran untuk
mengetahui kecepatan rotasi mesin permenit.
1.2
Tujuan
Tujuan praktikum ini
adalah untuk mengetahui rotasi/putaran mesin permenit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mixing
Pencampuran adalah proses yang
menyebabkan tercampurnya suatu bahan ke bahan lain dimana bahan-bahan tersebut
terpisah dalam fasa yang berbeda. Pencampuran dapat dipisahkan menjadi komponen
aslinya secara mekanis. Pencampuran dapat bersifat homogen atau heterogen.
Tujuan dari proses pencampuran yaitu
mengurangi ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam komposisi, temperatur atau
sifat-sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi,
kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran
adalah terjadinya homogenitas, kebersamaan dalam setiap titik dalam
pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan serba
sama, terjadinya reaksi kimia, terjadinya perpindahan panas, dan perpindahan
massa. Dan dampak tersebut merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran.
Tujuan dari proses pencampuran
yaitu mengurangi ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam komposisi, temperature
atau sifat-sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya
homogenisasi, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari
hasil pencampuran adalah terjadinya homogenitas, kebersamaan dalam setiap titik
dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan
serba sama, terjadinya reaksi kimia, terjadinya perpindahan panas, dan
perpindahan massa. Dan dampak tersebut merupakan tujuan akhir dari suatu proses
pencampuran.
Dalam praktek, operasi
pencampuran hampir selalu mempunyai multi fungsi yaitu ketika proses dilakukan
didalam tangki berpengaduk mekanis, pengaduk menjalankan banyak tugas, sebagai contoh
dalam tangki kristalisasi harus memperhatikan bulk blending, heat transfer
dan suspense kristal.
a. Pencampuran bahan padat-padat
Pencampuran dua atau lebih dari
bahan padat banyak dijumpai yang akan menghasilkan produk komersial industri
kimia. Contohnya pencampuran bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau
dengan bahan penolong untuk menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang
cemerlang. Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat
berupa bejana-bejana yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi
mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.
b. Pencampuran bahan cair-gas
Untuk proses kimia dan fisika
tertentu gas harus dimasukkan ke dalam cairan, artinya cairan dicampur secara
sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas. Contohnya Proses hidrogenasi,
khorinasi dan fosfogensi, Oksidasi cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan
udara kedalam lumpur dalam instalasi penjernih biologis) (Aiko, Shinta,
2012).
Macam-macam alat pencampur antara
lain:
a. Alat pencampur liquid
Untuk pencampuran liquid, propeller
mixer adalah jenis yang paling umum dan memuaskan, alat ini terdiri dari tangki
silinder yang dilengkapi dengan propeller atau blender beserta
motor pemutar, bentuk propeller, impeller, blender
dibesain sedemikian rupa untuk efektivitas pencampuran dan disesuaikan dengan
viskositas fluida. Pada jenis alat pencampur ini, diusahakan untuk menghindari
tipe aliran monoton yang berputar melingkari dinding yang sangat kecil
konstribusinya terhadap pengaruh pencampuran.
b. Alat pencampur granula
Dalam pencampuran ini dapat
digunakan ribbon blender dan double cone mix. Double cone
blender adalah alat pencampur yang terdiri dari dua kerucut yang berputar
pada porosnya, jika kerucut berputar maka tepung granula berada di dalam
granula yang berada di dalam volume kerucut akan teragritasi dan tercampur.
Pencampuran tipe ini memerlukan energi yang dikonsumsi diubah menjadi panas
yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan suhu dari produk. Untuk menentukan
jenis dari alat pencampur tergantung pada jenis bahan yang akan dicampurkan
(cair, padat, gas), kecepatan alat yang diinginkan serta kekentalan dari suatu
bahan tersebut. Alat pencampur ini dikelompokkan menurut kekentalan yaitu:
a)
Alat pencampur
untuk bahan cair yang memiliki viskositas rendah-sedang
b)
Alat pencampur
untuk bahan cair yang memiliki viskositas tinggi-pasta
c)
Alat pencampur
untuk tepung kering atau padatan.
c. Alat pencampur untuk tepung
yang kering atau padatan
Dalam melakukan pencampuran
dibutuhkan kecepatan dari suatu alat pencampur. Kecepatan komponen-komponen
cairan yang dicampurkan disebabkan oleh pengadukan dan kecepatan pengadukan
terdiri dari:
a)
Kecepatan
radial yang berfungsi sebagai arah ke pengaduk
b)
Kecepatan
longitudinal, pararel dari pengaduk
c)
Kecepatan
rotasional tangensial ke pengaduk
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pencampuran adalah ukuran partikel bentuk dan pengaduk dari masing-masing
komponen, kadar air permukaan baha pangan dan karakteristik aliran
masing-masing bahan.
Prinsip percobaan pencampuran adalah berdasarkan pada peningkatan
pengacakan dan distribusi dua atau lebih kompnen mempunyai sifat yang berbeda.
Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pencampuran. Derajat keragaman pencampuran diukur dari sampel yang
diambil selama pencampuran jika komponen yang dicampur telah terdistribusi
melalui komponen lain secara random, maka dikatakan pencampuran telah
berlangsung dengan baik. Derajat pencampuran yang dicapai tergantung pada:
a)
Efisiensi alat
pencampur untuk komponen yang dicampur
b)
Kecerendungan
komponen untuk membentuk agregat
c)
Kadar air,
sifat permukaan dan aliran dari masing-masing komponen.
Proses pencampuran dibagi menjadi
dua, yaitu emulsifikasi dan homogenisasi. Emulsifikasi adalah proses
pembentukan suatu campuran yang berasal dari dua fase yang berbeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pencampuran adalah ukuran partikel bentuk dan pengaduk dari masing-masing
komponen, kadar air permukaan bahan pangan dan karakteristik aliran
masing-masing bahan. Homogenisasi adalah operasi ganda penurunan dropler
(ukuran partikel) dari fase terdispersi dan sekaligus mendistribusikannya kedalam
fasa kontinyu (Putra, 2013).
BAB III
METODE
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2016 pukul pukul 11.00-13.00
WITA di Labolatorium Pangan Teknologi Industri Pertani Politeknik Negeri Tanah
Laut.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mixer,
oven, microwave, stopwatch, loyang dan kuas.
3.2.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung,
gula, margarin, ragi, garam, susu bubuk, air, kuning telur dan pelembut kue.
3.3
Prosedur Kerja
a. Proses Mixing
1.
Dimasukkan
bahn-bahan seperti tepung, gula, garam dan susu ke mixer mekanis
2.
Dimixer selama 1
menit dan dihitung kecepatan putaran/rotasinya.
3.
Dipisahkan
kuning telur dari putihnya dan ditambahkan kedalam adonan
4.
Ditambahkan ragi
dan SP, serta sedikit air
5.
Dimixer selama 1
menit dan dihitung kecepatan putaran/rotasinya (liquid solid)
6.
Ditambahkan
mentega dan pelembut kue
7.
Dimixer selama 1
menit dan dihitung kecepatan putaran/rotasinya (solid-solid)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel hasil
pengamatan proses mixing
No.
|
Bahan
|
Waktu
|
Rotasi
permenit (rpm)
|
1.
|
Dry powder
|
1
menit
|
62
|
2.
|
Liquid solid
|
1
menit
|
66
|
3.
|
Solid-solid
|
1
menit
|
105
|
4.2
Pembahasan
Mencampur adalah suatu
proses operasi yang menggabungkan dua macam atau lebih komponen bahan yang
berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Prinsip pencampuran didasarkan pada
peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai
sifat yang berbeda. Dalam
praktikum ini kami mencampurkan beberapa bahan seperti tepung, gula, garam dan susu ke mixer mekanis. Lalu dimixer selama
1 menit dan dihitung kecepatan putaran/rotasinya dan didapat hasil 62 rpm. Lalu
ditambahkan lagi kuning telur, ragi, baking powder dan sedikit air. Dihitung
kecepatan putaran/rotasinya dan didapat hasil 66 rpm. Kemudian Dimasukkan bahan
terakhir yaitu mentega dan pelembut kue. Dihitung kembali kecepatan rotasinya
dan didapat hasil sebesar 105 rpm.
Tujuan pencampuran dengan menggunakan alat pencampur
adonan (mixer) adalah untuk
memperoleh adonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan gluten yang
diinginkan.
Ada dua jenis
pencampuran, yaitu (1) pencampuran sebagai proses terminal sehingga hasilnya
merupakan suatu bahan jadi yang siap pakai, dan (2) pencampuran merupakan
proses pelengkap atau proses yang mempercepat proses lainnya seperti pemanasan,
pendinginan atau reaksi kimia. Pada proses pencampuran diharapkan tercapai
suatu derajat keseragaman tertentu. Derajat keseragaman ini berbeda-beda
tergantung pada tujuan pencampuran yaitu keseragaman dalam konsentrasi satu
macam bahan atau lebih, keseragaman suhu, atau keseragaman fisik tepung.
Pencampuran ini dapat terjadi antara bahan dry powder, liquid solid dan solid-solid. Dalam
pencampuran bahan yang dicampur harus berurutan agar bahan dapat tercampur
dengan rata dan dapat membuat adonan lembut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pencampuran
bertujuan untuk menghasilkan suatu campuran yang homogen. Salah satu alat yang
dapat digunakan dalam proses pencampuran adalah mixer.
2.
Dalam proses
pencampuran adonan kecepatan rotasi permenitnya adalah 62 rpm. Untuk
pencampuran liquid solid kecepatan rotasi permenitnya adalah 66 rpm. Dan untuk
pencampuran solid-solid kecepatan rotasi permenitnya adalah 105 rpm.
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pencampuran adalah ukuran partikel bentuk dan pengaduk dari
masing-masing komponen, kadar air permukaan bahan pangan dan karakteristik
aliran masing-masing bahan.
5.2
Saran
Dalam proses
pencampuran sebaiknya benar-benar diperhatikan kecepatan rotasi permenit agar
tidak ada hasil yang keliru.
DAFTAR PUSTAKA
Aiko, Shinta .
2012. http://diangmarahati.blogspot.co.id/2012/12/laporan-mixin g.html. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016
Purba
, Febriani. 2012. http://febrianipurba.blogspot.co.id/2012/12/mesin-penca mpur-mixing-equipment.html. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016
Putra.2013http://satriyasaputra.blogspot.co.id/2013/09/pencampuran-mixing.html. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016
Saputra,
Satriya.
http://satriyasaputra.blogspot.co.id/2013/09/drying.html. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar