Selasa, 19 April 2016

Laporan Praktikum Pembuatan Larutan Buffer



PEMBUATAN LARUTAN BUFFER
PERCOBAAN I
(Praktikum Analisis Bahan Produk Agroindustri)






Kelompok : 6

Emylia Susanti                       B1315016
Fitria Khairunisa                  B1315020
Hasni                                      B1315024
Jamilah                                   B1315028





PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Larutan penyangga atau larutan buffer  adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan menyangga di tambah sedikit asam atau basa atau di encerkan maka pH larutan tidak berubah. Larutan penyangga sanngat penting dalam kehidupan, misalnya dalam analisis biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi,dan industri kulit.
Kata pH dan larutan buffer (penyangga) sering di jumpai ketika kita mempelajari materi asam dan basa. Suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH dengan penambahan sedikit asam, basa, dan pengenceran oleh air di sebut larutan penyangga (buffer). Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga dapat pula dibuat dari campuran asam atau basa kuat dengan basa atau asam lemah, dengan ketentuan jumlah asam atau basa lemahnya harus lebih besar dari basa atau asam kuatnya. Ada beberapa fungsi dari larutan penyangga, salah satunya dalam bidang kesehatan. Dalam bidang farmasi (obat-obatan), banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. Obat tetes mata harus memiliki pH yang sesuai dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.
Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan pH dan larutan buffer agar sebagai mahasiswa kita dapat mengetahui dan menerapkan prinsip pH dan larutan buffer ini.
1.2  Tujuan
Mempelajari penggunaan dan pembuatan larutan buffer.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain, pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau jika larutan tersebut diencerkan. Larutan buffer mengandung zat terlarut yang bersifat penyangga. Penyangga memiliki komponen asam basa mengatasi penurunan pH. Asam dan basa ini merupakan pasangan konjugasi (Padmono, 2007).
            Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat.Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen pembentuknya (Zulkifly, 2003).
            Sifat dari larutan buffer yaitu pH larutan tidak berubah jika diencerkan dan tidak berubah pula jika ditambahkan kedalamnya sedikit asam atau basa. Pada dasarnya suatu larutan penyangga yang tersusun dari asam lemah dan basa konjugasi merupakan suatu sistem kesetimbangan ion dalam air, yang melibatkan adanya kesetimbangan air dan kesetimbangan asam lemah. Buffer dapat di defenisikan sebagai campuran asam/basa lemah dengan garamnya. Fungsi buffer adalah untuk mempertahankan pH larutan saat ditambahkan asam/basa lemah dalam jumlah relatif sedikit. Kapasitas buffer adalah parameter kuantitatif yang menunjukkan kekuatan (resistensi) untuk mempertahankan pH. (Chang R, 2006).
Perubahan pH suatu sistem seringkali memberikan dampak yang tidak diinginkan. Namun larutan penyangga dapat mempertahankan pH system terhadap gangguan yang dapat mengubah pH. Penyangga alami terdapat dalam tubuh makhluk hidup maupun di alam (Rizki, 2012).
BAB III
METODE

3.1   Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanaan pada hari Senin tanggal 22 Februari 2016 pukul 15.00-17.00 WITA di Labolatorium Kimia Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.
3.2    Alat dan Bahan
3.2.1     Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Erlenmeyer, gelas beker, pipet tetes, dan pipet ukur.
3.2.2     Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah HCl, KCl dan akuades.
3.3    Prosedur Kerja
1.      Dibuat larutan KCl 0,2 M dengan cara ditimbang sebanyak 1,492 g KCl kemudian dilarutkan dengan aquades sampai volume 100 ml
2.      Dibuat larutan HCl 0,2 M dengan cara dipipet sebanyak 1,67 ml HCL 12 M kemudian diencerkan dengan aquades sampai volume 100 ml
3.      Diambil sebanyak 25 mL larutan KCl 0,2 M, ditambahkan 20,75  ml larutan HCl 0,2 M kemudian ditambahkan dengan aquades sampai volume 100 ml sehingga diperoleh larutan buffer dengan pH 1,4
4.      Dilakukan pengecekan larutan buffer dengan pH meter dan dicatat hasilnya.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil pengamatan dalam bentuk table sebagai berikut.
Tabel 1. Data hasil pengamatan
No.
V HCl (ml)
V KCl (ml)
V total
pH teoritis
pH berdasarkan alat pH meter
1.
48,5
25
100
1,0
1,07
2.
20,75
25
100
1,4
1,42
3.
8,3
25
100
1,8
1,87
4.
3,35
25
100
2,2
2,27

4.2 Pembahasan
Larutan  Buffer adalah larutan yang berfungsi menahan perubahan pH yang ekstrim pada saat terjadi pertambahan jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan. Buffer tersusun dari asam lemah dengan basa konjugasinya atau oleh basa lemah dengan asam konjugasinya. Reaksi diantara kedua komponen penyusun ini disebut dengan reaksi asam-basa konjugasi. Larutan penjangga yang bersifat asam akan mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7) sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa akan mempertahankan pH pada daerah basa (pH>7) (Anonim, 2013).
Prinsip kerja larutan buffer yaitu pengaruh penambahan sedikit asam dan basa terhadap penyangga. Jika ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, maka asam tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat basa. Begitu juga sebaliknya, jika ditambahkan sedikit basa, basa tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat dengan zat yang bersifat asam. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat. Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Fungsi buffer pada reaksi kimia adalah larutan yang dapat mempertahankan pH karena pada reaksi kimia pada cairan tubuh manusia bersifat enzimatik yaitu reaksi yang bersifat enzim sebagai katalis yang dapat bekerja secara optimum apabila pH tetap sehingga diperlukan larutan penyangga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anonim (2004) bahwa reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia merupakan reaksi enzimatis, yaitu reaski yangmelibatkan enzim sebagai katalis. Enzim sebagai katalis hanya dapat bekerja dengan baik padapH tertentu (pH optimumnya). Agar enzim tetap bekerja secara optimum, diperlukan lingkunganreaksi dengan pH yang relative tetap, unutk itu maka diperlukan larutan penyangga. Pembuatan larutan buffer asetat, pH larutan buffer cenderung tetap, artinya perubahan pH yang terjadi tidak terlalu besar.
      Praktikum ini akan dilakukan pencampuran larutan HCl dengan KCl. Pertama-tama dibuat larutan HCl 0,2 M dan KCl 0,2 M. Langkah kedua diambil sebanyak 25 mL larutan KCl 0,2 M, setelah itu ditambahkan 20,75 mL larutan HCl dengan pH 1,4. Selanjutnya diencerkan sebanyak 100 mL. langkah terakhir adalah diuji menggunakan pH meter untuk mengetahui pH larutan tersebut dan didapat hasil pH sebesar 1,42.
















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yaitu, pembuatan larutan buffer dilakukan dengan mencampurkan sejumlah larutan basa lemah dengan larutan asam konjugasinya dan mencampurkan sejumlah larutan asam lemah dengan basa konjugasinya. Perubahan pH pada larutan penyangga terjadi dengan perubahan kecil yang signifikan karena sifatnya yang mempertahankan nilai pH saat ditambahkan sedikit asam atau basa. Penentuan kapasitas buffer dilakukan untuk menunjukkan kekuatan larutan dalam mempertahankan pH.

5.2 Saran
Dalam menentukan pH larutan buffer ini, sebaiknya praktikan berhati-hati dalam mengukur volume sebuah larutan. Dan larutan tidak boleh tercampur dengan larutan yang lain, karena dapat mempengaruhi nilai pH.










DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Larutan Penyangga, Larutan dengan Dua Sisi Kepribadian. http://belajarkimia.com/larutan-penyangga-larutan-dengan-dua-sisi-kepribadian/. Diakses pada 25 Februari 2016 pukul 13.00
Chang R. 2006. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Fauzan. 2011. Manfaat Larutan Penyangga. http://fauzanagazali.wordpress.com/kelas-xi/semester-ii/6-larutan-penyangga/manfaat-larutan-penyangga/. Diakses pada 25 Februari 2016 pukul 13.00
Padmono, 2007. Buffer dan Kapasitasnya. http://www.padmono.blogspot.com. Diakses tanggal 10 April 2012.
Rizki. 2012. Larutan Penyangga. http://rizki2812.wordpress.com/2012/02/05/larutan-penyangga-2/.  Diakses pada 25 Februari 2016 pukul 13.00
Zulfikar. 2010. Larutan Penyangga atau Buffer. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/larutan-penyangga-atau-buffer/. Diakses pada 25 Februari 2016 pukul 13.00
Zulkifly , Oktavian. 2003. http://zulfiky.blogspot.com/2010/03/larutan-penyangga.html. Diakses pada 25 Februari 2016 pukul 13.00






Tidak ada komentar:

Posting Komentar