PEMBUATAN LARUTAN BUFFER
PERCOBAAN I
Kelompok
: 6
Emylia
Susanti B1315016
Fitria
Khairunisa B1315020
Hasni B1315024
Jamilah B1315028
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK
NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Larutan penyangga atau larutan
buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika
pada suatu larutan menyangga di tambah sedikit asam atau basa atau di encerkan
maka pH larutan tidak berubah. Larutan penyangga sanngat penting dalam
kehidupan, misalnya dalam analisis biokimia, bakteriologi, zat warna,
fotografi,dan industri kulit.
Kata pH
dan larutan buffer (penyangga) sering di jumpai ketika kita mempelajari materi
asam dan basa. Suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH dengan
penambahan sedikit asam, basa, dan pengenceran oleh air di sebut larutan
penyangga (buffer). Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran asam lemah dan
basa konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga
dapat pula dibuat dari campuran asam atau basa kuat dengan basa atau asam
lemah, dengan ketentuan jumlah asam atau basa lemahnya harus lebih besar dari
basa atau asam kuatnya. Ada beberapa fungsi dari larutan penyangga, salah
satunya dalam bidang kesehatan. Dalam bidang farmasi (obat-obatan), banyak zat
aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat
zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat
tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh.
Obat tetes mata harus memiliki pH yang sesuai dengan pH air mata agar tidak
menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat
suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau
asidosis pada darah.
Oleh
karena itu, dilakukanlah percobaan pH dan larutan buffer agar sebagai mahasiswa
kita dapat mengetahui dan menerapkan prinsip pH dan larutan buffer ini.
1.2
Tujuan
Mempelajari penggunaan dan pembuatan larutan buffer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan penyangga atau larutan buffer
adalah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH
seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain, pH
larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut ditambahkan
sedikit asam kuat, basa kuat atau jika larutan tersebut diencerkan. Larutan
buffer mengandung zat terlarut yang bersifat penyangga. Penyangga memiliki
komponen asam basa mengatasi penurunan pH. Asam dan basa ini merupakan pasangan
konjugasi (Padmono,
2007).
Larutan penyangga atau larutan
buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH
tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga ini seperti
pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam
kuat.Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh
reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan
asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen pembentuknya
(Zulkifly, 2003).
Sifat dari larutan buffer yaitu pH
larutan tidak berubah jika diencerkan dan tidak berubah pula jika ditambahkan
kedalamnya sedikit asam atau basa. Pada dasarnya suatu larutan penyangga yang
tersusun dari asam lemah dan basa konjugasi merupakan suatu sistem
kesetimbangan ion dalam air, yang melibatkan adanya kesetimbangan air dan
kesetimbangan asam lemah. Buffer dapat di defenisikan sebagai campuran
asam/basa lemah dengan garamnya. Fungsi buffer adalah untuk mempertahankan pH
larutan saat ditambahkan asam/basa lemah dalam jumlah relatif sedikit.
Kapasitas buffer adalah parameter kuantitatif yang menunjukkan kekuatan
(resistensi) untuk mempertahankan pH. (Chang R, 2006).
Perubahan pH suatu sistem seringkali
memberikan dampak yang tidak diinginkan. Namun larutan penyangga dapat
mempertahankan pH system terhadap gangguan yang dapat mengubah pH. Penyangga
alami terdapat dalam tubuh makhluk hidup maupun di alam (Rizki, 2012).
BAB III
METODE
3.1
Waktu dan
Tempat
Praktikum ini dilaksanaan pada hari Senin tanggal 22
Februari 2016 pukul 15.00-17.00 WITA di Labolatorium Kimia Teknologi Industri
Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.
3.2
Alat dan
Bahan
3.2.1
Alat
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah Erlenmeyer, gelas beker, pipet tetes, dan pipet
ukur.
3.2.2
Bahan
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah HCl, KCl dan akuades.
3.3
Prosedur
Kerja
1.
Dibuat larutan
KCl 0,2 M dengan cara ditimbang sebanyak 1,492 g KCl kemudian dilarutkan dengan
aquades sampai volume 100 ml
2.
Dibuat larutan
HCl 0,2 M dengan cara dipipet sebanyak 1,67 ml HCL 12 M kemudian diencerkan
dengan aquades sampai volume 100 ml
3.
Diambil sebanyak
25 mL larutan KCl 0,2 M, ditambahkan 20,75
ml larutan HCl 0,2 M kemudian ditambahkan dengan aquades sampai volume
100 ml sehingga diperoleh larutan buffer dengan pH 1,4
4.
Dilakukan
pengecekan larutan buffer dengan pH meter dan dicatat hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh
hasil pengamatan dalam bentuk table sebagai berikut.
Tabel 1. Data hasil pengamatan
No.
|
V
HCl (ml)
|
V
KCl (ml)
|
V
total
|
pH
teoritis
|
pH
berdasarkan alat pH meter
|
1.
|
48,5
|
25
|
100
|
1,0
|
1,07
|
2.
|
20,75
|
25
|
100
|
1,4
|
1,42
|
3.
|
8,3
|
25
|
100
|
1,8
|
1,87
|
4.
|
3,35
|
25
|
100
|
2,2
|
2,27
|
4.2 Pembahasan
Larutan Buffer adalah larutan yang berfungsi menahan
perubahan pH yang ekstrim pada saat terjadi pertambahan jumlah ion H+ dan
OH- dalam larutan. Buffer tersusun dari asam lemah dengan basa
konjugasinya atau oleh basa lemah dengan asam konjugasinya. Reaksi diantara
kedua komponen penyusun ini disebut dengan reaksi asam-basa konjugasi. Larutan
penjangga yang bersifat asam akan mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7)
sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa akan mempertahankan pH pada
daerah basa (pH>7) (Anonim, 2013).
Prinsip kerja larutan
buffer yaitu pengaruh penambahan sedikit asam dan basa terhadap penyangga. Jika
ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, maka asam tersebut akan
bereaksi dengan zat yang bersifat basa. Begitu juga sebaliknya, jika
ditambahkan sedikit basa, basa tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat
dengan zat yang bersifat asam. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah
pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh
basa lemah dengan asam konjugatnya. Fungsi buffer pada reaksi kimia adalah
larutan yang dapat mempertahankan pH karena pada reaksi kimia pada cairan tubuh
manusia bersifat enzimatik yaitu reaksi yang bersifat enzim sebagai katalis
yang dapat bekerja secara optimum apabila pH tetap sehingga diperlukan larutan
penyangga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anonim (2004) bahwa reaksi kimia
yang terjadi di dalam tubuh manusia merupakan reaksi enzimatis, yaitu reaski
yangmelibatkan enzim sebagai katalis. Enzim sebagai katalis hanya dapat bekerja
dengan baik padapH tertentu (pH optimumnya). Agar enzim tetap bekerja secara
optimum, diperlukan lingkunganreaksi dengan pH yang relative tetap, unutk itu
maka diperlukan larutan penyangga. Pembuatan larutan buffer asetat, pH larutan
buffer cenderung tetap, artinya perubahan pH yang terjadi tidak terlalu besar.
Praktikum
ini akan dilakukan pencampuran larutan HCl dengan KCl. Pertama-tama dibuat
larutan HCl 0,2 M dan KCl 0,2 M. Langkah kedua diambil sebanyak 25 mL larutan
KCl 0,2 M, setelah itu ditambahkan 20,75 mL larutan HCl dengan pH 1,4.
Selanjutnya diencerkan sebanyak 100 mL. langkah terakhir adalah diuji
menggunakan pH meter untuk mengetahui pH larutan tersebut dan didapat hasil pH
sebesar 1,42.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yaitu,
pembuatan larutan buffer dilakukan dengan mencampurkan sejumlah larutan basa
lemah dengan larutan asam konjugasinya dan mencampurkan sejumlah larutan asam
lemah dengan basa konjugasinya. Perubahan pH pada larutan penyangga terjadi
dengan perubahan kecil yang signifikan karena sifatnya yang mempertahankan nilai
pH saat ditambahkan sedikit asam atau basa. Penentuan kapasitas buffer
dilakukan untuk menunjukkan kekuatan larutan dalam mempertahankan pH.
5.2 Saran
Dalam
menentukan pH larutan buffer ini, sebaiknya praktikan berhati-hati dalam
mengukur volume sebuah larutan. Dan larutan tidak boleh tercampur dengan
larutan yang lain, karena dapat mempengaruhi nilai pH.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Larutan Penyangga,
Larutan dengan Dua Sisi Kepribadian. http://belajarkimia.com/larutan-penyangga-larutan-dengan-dua-sisi-kepribadian/. Diakses pada 25 Februari 2016
pukul 13.00
Chang R. 2006. Kimia Dasar Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Fauzan.
2011. Manfaat Larutan Penyangga. http://fauzanagazali.wordpress.com/kelas-xi/semester-ii/6-larutan-penyangga/manfaat-larutan-penyangga/. Diakses pada 25 Februari 2016 pukul
13.00
Padmono, 2007. Buffer dan
Kapasitasnya. http://www.padmono.blogspot.com. Diakses tanggal 10 April 2012.
Rizki. 2012. Larutan Penyangga. http://rizki2812.wordpress.com/2012/02/05/larutan-penyangga-2/. Diakses pada 25 Februari
2016 pukul 13.00
Zulfikar. 2010. Larutan Penyangga atau
Buffer. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/larutan-penyangga-atau-buffer/. Diakses pada 25 Februari 2016
pukul 13.00
Zulkifly ,
Oktavian. 2003. http://zulfiky.blogspot.com/2010/03/larutan-penyangga.html. Diakses pada 25 Februari 2016
pukul 13.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar