PENGAWETAN MAKANAN DENGAN MENGGUNAKAN GULA
PERCOBAAN V
(Praktikum Dasar Teknik Proses)
Kelompok
: 5
Agus
Setiawan B1315002
Ayu
Nurmalasari B1315012
Jamilah B1315028
Muslimin
Al Maarif B1315045
Rizal
Fahlupi B1315064
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK
NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki
daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan.
Dalam mengawetkan makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan yang
diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik produk
pengawetan makanan. Teknologi
pengawetan makanan yang dikembangkan dalam skala industri masa kini
berbasis pada cara-cara tradisional yang
dikembangkan untuk memperpanjang masa konsumsi bahan
makanan.
Pengawet pada produk makanan atau minuman sudah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan di dalam industri makanan. Apalagi perkembangan zaman
menuntut produk makanan dan minuman yang serba praktis, tahan lama dan memiliki
tampilan menarik. Solusi yang dilakukan industri pangan adalah menambahkan
bahan pengawet agar kualitas produk meningkat dan tahan lama. Sebenarnya ada
cara aman dan sehat dalam mengawetkan makanan, yaitu mengawetkan makanan
secara alami yang tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan
tubuh manusia..
Oleh karena itu pada praktikum ini akan dilakukan percobaan pengawetan
makanan menggunakan gula.
1.2
Tujuan
a.
Mahasiswa dapat
mengerti proses pengawetan makanan
b.
Mahasiswa dapat
membuat suatu larutan gula dengan konsentrasi tertentu
c.
Mahasiswa dapat
menghitung neraca massa dan menghitung rendemen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengawetan makanan dapat dilakukan
dengan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi
sederhana. Pengeringan secara penjemuran merupakan pengeringan alamiah dengan
menggunakan sinar matahari langsung sebagai energi panas dan memerlukan tempat yang luas, wadah penjemuran
yang luas serta waktu yang lama dan mutu yang sangat bergantung dengan cuaca
tetapi biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Namun inti dari pengawetan makanan
adalah suatu upaya untuk menahan laju pertumbuham mikroorganisme pada makanan.
Teknik pengolahan dan pengawetan makanan yaitu dengan cara pengeringan.
Proses pengeringan merupakan proses
pangan yang pertama dilakukan untuk mengawetkan makanan. Selain untuk
mengawetkan bahan pangan yang mudah rusak atau busuk pada kondisi penyimpanan
sebelum digunakan, pengeringan pangan juga menurunkan biaya dan mengurangi
kesulitan dalam pengemasan, penanganan, pengangkutan dan penyimpanan, karena
dengan pengeringan bahan menjadi padat dan kering (Lestari, 2013).
Bahan pangan yang dikeringkan pada umumnya berubah warnanya
menjadi coklat. Perubahan warna tersebut disebabkan reaksi browning, baik
enzimatik maupun non-enzimatik. Reaksi browning non-enzimatik yang paling
sering terjadi adalah reaksi antara asam amino dan gula reduksi. Reaksi asam
amino dengan gula pereduksi dapat menurunkan nilai gizi protein yang terkandung
di dalamnya.
BAB III
METODE
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Maret 2016 pukul 09.00-10.00 WITA di
Labolatoriun Pangan Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah neraca analitis, kompor gas, panci, loyang,
pengaduk, gelas dan pisau.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah bahan agar-agar, gula pasir, aquades dan pewarna.
3.3
Prosedur Kerja
1.
Dituangkan bahan
agar-agar pada panci kemudian dimasukkan air dan gula dengan perbandingan 1:1,
diaduk-aduk sampai homogen
2.
Dipanaskan
agar-agar tersebut dengan panas api sedang sambil terus diaduk-aduk
3.
Setelah mendidih
diangkat kemudian dimasukkan ke cetakan atau Loyang
4.
Dibiarkan
agar-agar tersebut sampai dingin
5.
Diiris agar-agar
kering menjadi bentuk segi empat dengan ukuran 2x3 cm
6.
Dijemur
irisan-irisan tersebut dengan sinar matahari sampai terbentuk kristal-kristal.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel 1. Data hasil pengamatan bahan
No.
|
Bahan
|
Massa
awal (g)
|
Massa
campuran (g)
|
Massa
setelah dipanaskan (g)
|
1.
|
Agar-agar
|
7
|
399,52
|
334,95
|
2.
|
Gula
|
192,43
|
||
3.
|
Air
|
200,09
|
Tabel 2. Data hasil pengamatan selama pengeringan
No.
|
Pengamatan
|
Hari ke-
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
Tekstur
|
Keras
dan kenyal
|
Keras dan kenyal
|
Keras dan sedikit kenyal
|
Keras dan sedikit kenyal
|
Keras dan sedikit kenyal
|
2.
|
Warna
|
Merah kekuningan pudar
|
Merah kekuningan pudar
|
Kuning kemerahan
|
Kuning kusam
|
Kuning kusam keputihan
|
3.
|
Rasa
|
Manis
|
Kurang manis
|
Kurang manis
|
Mendekati hambar
|
Mendekat hambar
|
4.
|
Berat
|
100,01 g
|
92,70 g
|
89,85 g
|
88,24 g
|
87,42 g
|
Rendemen
|
87,41%
|
4.2
Pembahasan
Penggulaan
adalah proses pengolahan dan pengawetan menggunakan gula pada konsentrasi
tinggi. Gula tersebut berfungsi untuk memberi rasa pada produk dan mengawetkan
produk dengan menghambat bakteri yang menyebabkan pembusukan. Pada praktikum
ini kami menggunakan agar-agar untuk mengetahui seberapa lama agar-agar yang
telah diberi gula dapat bertahan. Penambahan gula selain untuk memberikan rasa
manis, juga berfungsi dan terlibat dalam pengawetan.
Pada
pengawetn makanan menggunakan gula ini agar-agar merupakan bahan dasar yang menjadi
unsur pokok dalam pengawetn makanan menggunakan gula.
Pada praktikum yang dilakukan, pepaya yang digunakan 1 bungkus agar-agar, 200
ml air dan segelas gula pasir.
Dalam
proses pembuatan agar-agar hal pertama yang dilakukan yaitu merebus air, perebusan
air ini bertujuan untuk mempermudah pelarutan gula dan bubuk agar-agar saat
dimasukkan sehingga mempercepat peresapan gula ke dalam agar-agar. Selanjutnya dilakukan proses pendinginan
supaya agar-agar membeku. Selanjutnya setelah agar-agar beku dilakukan
pemotongan 2x3 cm. Kemudian dijemur selama beberapa hari. Dari hasil pengamatan
agar-agar dapat bertahan lama karena kandungan gula yang ada di dalamnya.
Gula
mutlak diperlukan untuk membuat agar-agar, gula berfungsi sebagai pemanis dan
pengawet, konsentrasi gula tidak kurang dari 65%. Prinsip dasar pemakaian gula
dalam pembuatan agar-agar adalah dalam bentuk larutan gula yang dibuat dengan
mencampurkan gula pasir dengan air dalam kadar tertentu. Semakin banyak kandungan gula akan semakin
awet bahan tersebut.
Pada
akhir praktikum dapat menghasilkan agar-agar yang cukup menarik, rasa dan
warna, tekstur dan aromanya kelihatan
sermpurna, akan tetapi pada tekstur agar-agar kering agak kenyal, seharusnya
pada agar-agar harus benar-benar kering secara sempurna. Penyebab yang membuat
manisan kering tidak kering secara baik disebabkan oleh pada saat proses
pengeringanya tidak sempurna. Dilihat dari proses pengeringnya menggunakan
sinar matahrari, penggunaan sinar matahari memang baik tetapi pada saat
pengeringan yang dilakukan cuaca tidak terlalu panas sehingga membuat agar-agar
yang dihasilkan kadar airnya masih ada. Kami juga menghitung rendemennya, yaitu
sebesar 87,41%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk
membuat makanan memiliki
daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan.
2.
Prinsip
dasar pemakaian gula dalam pembuatan agar-agar adalah dalam bentuk larutan gula
yang dibuat dengan mencampurkan gula pasir dengan air dalam kadar tertentu.
3.
Semakin banyak kandungan gula akan semakin awet
bahan tersebut.
5.2
Saran
Sebaiknya praktikan
lebih teliti dalam melakukan praktikum agar data yang diperoleh lebih akurat.
Selain itu praktikan harus jujur dalam melakukan praktikum dan tidak
diperkenankan untuk memanipulasi data.
DAFTAR PUSTAKA
Sessytrinugrah . 2015. http://blogsessytrinugraha.blogspot.co.id/2015/06/laporan-praktikum-ilmu-teknologi-pangan.html. Diakses tangga 16 Maret 2016
Lestari, Maya. 2013. http://mayalestari878.blogspot.co.id/2013/04/pengawet-makanan-dengan-gula-pengawetan.html. Diakses tangga 16 Maret 2016
Khoiriyah, Titik .
2015. http://titikkhoiriyah.blogspot.co.id/2015/02/laporan-praktikum-ilmu-bahan-makanan.html. Diakses
tangga 16 Maret 2016
Terima kasih atas informasinya...
BalasHapus