Selasa, 19 April 2016

Laporan Praktikum Sterilisasi



STERILISASI
PERCOBAAN I
(Praktikum Mikrobiologi Industri)


 






Kelompok : 6

Iva Nurhaetul                        B1315027
Jamilah                                   B1315028
Martini                                   B1315036
Rina Wardani                        B1315061






PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2015




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para mikrobiologi memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan kultur  murni. Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur penting yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril agar dapat menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan hal tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebeas dari mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan (Suriawira, 2005).
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya anda telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (Hadioetomo, 1993).
Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan  dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi ialah yang menggunakan panas (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan, pembuangan, dan pada permuikaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari sel-sel sejenis (tuinggal) disebut juga sebagai kultur murni.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secar sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang  mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh.
Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara fisik dengan panas, mekanik dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa kimia. Dalam praktikum ini kami mencoba mempelajari bagaimana cara mensterilisasi cawan petridis dengan menggunakan autoclave dan mensterilisasi jarum ose menggunakan lampu Bunsen.

1.2  Tujuan
Untuk mempelajari dan mempraktikan teknik sterilisasi.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi adalah suatu proses di mana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatif maupun bentuk nonvegetatif (spora) (Subaghdja, 2010).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Pemilihan mekanisme sterilisasi yang dilakukan hendaknya disesuaikan dengan sifat bahan yang akan disterilkan. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan menggunakan pemanasan, penggunaan sinar UV, sinar X, dan sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang pendek (Waluyo, 2008).
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Di lain pihak, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan mengunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan (Ratna, 1993).
Menurut Ratna (1993), berikut ini adalah jenis proses sterilisasi:
a.       Sterilisasi basah atau sterilisasi panas lembab
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunakan air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air (misalnya minyak) dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110oC dan 121oC. Bahan-bahan yang biasanya disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang dibuang, medium yang tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah:
1.      Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang sterilisator.
2.      Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkena uap, karena itu tabung dan labu kosong harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya.
3.      Bahan-bahan yang berpori atau yang berbentuk cair harus permeabel terhadap uap.
4.      Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121oC dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit.
b.      Sterilisasi kering
Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara pemanasan langung sampai merah, meayangkan di atas nyala api, pembakaran dan sterilisasi dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium.
Dalam sterilisasi panas kering, bahan yang sering disterilkan adalah pipet, tabung reaksi, cawan petri dari kaca, dan barang-barang pecah belah lainnya. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
Sebelum melakukan sterilisasi udara panas kering ini terlebih dahulu membungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil, setelah itu atur pengatur suhu oven menjadi 160oC dan alat disterilkan selama 2 jam.
c.       Sterilisasi uap
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir. Metode ini mempunyai keterbatasan. Penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh di bawah kondisi ini, karena bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan. Dalam prakteknya, suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, dilakukan sterilisasi bertingkat. Proses ii dilakukan dengan waktu yang bervariasi, dari 20-60 menit setiap hari selama 3 hari. Setiap hari setelah sterilisasi bahan disimpan pada inkubator pada 37oC. Prinsip dari metode ini adalah pada saat pemaparan pertama, uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selama 24 jam, spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif. Spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.
d.      Penyaringan (filtrasi)
Penyaringan telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium laboratorium dan larutan yang dapat mengalami kerusakan jika dipanaskan. Penyaringan dengan ukuran pori-pori 0,45 mikron atau kurang akan menghilangkan jasad renik yang terdapat di dalam larutan tersebut. Penyaring yang banyak digunakan terbuat dari gelas sinter, selulsa dan asbestos atau penyaring Seitz. Pori-pori dari penyaring tersebut berkisar antara 0,22 sampai 10 mikron. Pori-pori yang lebih kasar biasanya digunakan untuk penjernihan sebelum digunakan pori-pori yang lebih halus, sehingga tidak terjadi penyumbatan. Penyaring yang biasa digunakan untuk bakteri tidak dapat menahan atau menyaring virus atau mikoplasma.
Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin, bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik.
Ada beberapa macam filter, yaitu:
1)      Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny dibungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
2)      Filter Fritted-Glass
Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan ukurannya. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan di dalam gelas pirex seperti corong buhcner.
3)      Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalium sulfat. Berkefeld juga tersusun dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif.
4)      Filter Selas
Filter ini secara kimia bersifat resisten terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika.
5)      Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Terbuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
e.       Sterilisasi dengan desinfektan
Desinfektan adalah zat yang dapat membunuh bakteri. Senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai esinfektan antara lain: larutan AgNO3, CuSO4, HgCl2, ZnO, serta alkohol dan campurannya. Zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas garam-garam, logam, fenol, dan senyawa-senyawa lain yang sejenis, formaldehida,yodium, alkohol, klor, zat warna, detergen, sulfonamida, dan antibiotik. Umumnya bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap desinfektan daripada bakteri yang tua. Kepekatan, konsentrasi dan lamanya berada di bawah pengaruh desinfetan merupkan faktor-faktor yang berperan dalam sterilisasi jenis ini.
f.       Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membnih mikroorganisme dan sporanya. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi gas adalah etilena oksida, asam parasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin. Cara ini diterapkan pada suhu kamar selama 2-18 jam tergantung pada bahan kimianya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dapat sterilisasi gas antara lain:
1)      Lamanya waktu yang diperlukan sesudah perlakuan untuk menghilangkan semua sisa bahan kimia yang digunakan.
2)      Daya bahan bakar yang bersangkutan.
3)      Persyaratan peralatan.
4)      Biaya pelaksanaan.
g.      Sterilisasi dengan radiasi
Sterilisasi dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gamma (sinar UV kadang juga digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya lemah) namun penggunaannya terbatas karena menuntut persyaratan keamanan dan biaya tinggi.




















BAB III
METODE
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 Februari 2016 pukul 15.00-17.00 WITA di Labolatorium Kimia Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2  Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah autoklaf, cawan petridis, korek api, jarum ose dan bunsen.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas, alkohol, dan akuades.

3.3  Prosedur Kerja
A.    Sterilisasi menggunakan autoklaf (panas basah)
1.      Diletakkan cawan Petridis dalam keadaan terbalik di atas kertas kemudian dibungkus dengan rapi.
2.      Dibuka tutup autoklaf dan dicek dahulu banyak air dalam autoklaf.
3.      Ditambahkan air jika kurang dari tanda batas yang ditentukan.
4.      Dimasukkan peralatan/bahan yang akan disterilkan.
5.      Ditutup autoklaf dengan rapat dan dikencang baut pengaman agar tidak ada udara yang keluar.
6.      Dinyalakan autoklaf dan diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C.
7.      Jika autoklaf berbunyi maka tanda sterilisasi selesai.
8.      Dikeluarkan peralatan/bahan dari dalam autoklaf dengan hati-hati.

B.     Sterilisasi menggunakan lampu bunsen (pemijaran)
1.      Dipanaskan jarum ose pada lampu Bunsen sampai berwarna merah.
2.      Didiamkan sebentar sampai kira-kira jarum ose dingin/steril.
3.      Diambil mikroba yang ada di dalam cawan Petridis menggunakan jarum ose yang sudah steril.

























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil
Hasil akhir dari proses sterilisasi yang kita dapatkan setelah menginkubasi peralatan/bahan ke dalam autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit, serta jarum ose yang dipanaskan di atas api lampu bunsen tersebut menjadi steril (matinya mikroorganisme yang terdapat pada alat dan bahan).

4.2  Pembahasan
Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatip walaupun bentuk nonvegetatif (spora).
Sebelum melakukan percobaan maupun penelitian alat dan bahan yang akan digunakan harus disterilisasikan terlebih dahulu. Alat yang digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilkan terlebih dahulu untuk membebaskan suatu bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Alat-alat yang di gunakan dalam strilisasi yaitu autoklaf, kertas, cawan petridis, lampu bunses, korek api, jarum ose, alkohol dan akuades.
Metode yang digunakan dalam praktikum strerilisasi adalah mengunakan metode panas kering dan panas basah (mengunakan uap air). Sterilisasi panas kering dilakukan menggunakan lampu Bunsen.. Pada kondisi panas kering, protein akan terdenaturasi, sitoplasma akan kering, dan berbagai komponen sel dan virus teroksidasi. Panas basah (menggunakan uap air), lebih mematikan dibandingkan panas kering pada suhu yang sama. Hal ini disebabkan kehadiran molekul air membantu memecahkan ikatan hidrogen pada membran. Sterilisasi panas basah ini  dilakukan dengan alat autoklaf.
Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan dan membunuh mikroba kontaminan pada alat atau bahan yang akan digunakan. Sterilisasi basah menggunakan autoklaf ini menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15 menit. Adapun alasan digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Busen digunakan untuk memanaskan jarum ose. Pemanasan dilakukan sampai jarum ose memerah yang artinya jarum ose tersebut sudah steril.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah, yaitu :
a)      Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang autoklaf (sterilisator).
b)      Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenah  iuap, karena itu tabung dan labu kosong harus  diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya.
c)      Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeable terhadap uap.
d)     Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometerharus mencapai121°C dan dipertahankansetinggi itu selama 15 menit.
Sebelum melakukan proses sterilisasi,  terlebih dahulu dilakukan sterilisasi meja dengan cara menyemprotkan larutan desinfektan seperti alkohol. Alat yang akan disterilkan seperti cawan petri dibungkus tersebut menggunakan kertas.










BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Dari praktikum di atas dapat diketahui kesimpulannya sebagai berikut :
1.      Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang ada pada atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunaan khususnya pada dunia kesehatan maupun pada percobaan-percobaan mikrobiologi
2.      Alat yang digunakan pada proses sterilisasi adalah autoklaf dan lampu bunsen.
3.      Jenis-jenis sterilisasi diantaranya adalah sterilisasi basah, sterilisasi kering, sterilisasi uap, sterilisasi penyaringan (filtrasi), sterilisasi dengan desinfektan, dan sterilisasi gas.
4.      Adapun teknik atau cara sterilisasi yaitu menyiapkan alat gelas kemudian membungkus alat tersebut dan memasukkan ke dalam oven/autoclave/bunsen dan pada akhirnya alat siap untuk digunakan.

5.2  Saran
Diharapkan untuk selanjutnya, percobaan ini dipraktekkan agar praktikan dapat mengetahui teknik sterilisasi yang baik dan benar.







DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Ferdiaz.1992.Sterilisasi.(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary. Diakses pada tanggal 26 Februari 2016
Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama
Indra. 2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.
Lay dan Hatowo, 1992. “Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia”. Perlakuan perlepasan mikroorganisme. 28 (2), 30-34.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.
Nursina.2012.Sterilisasi.(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat -alat_mikrobiologi. Diakses pada tanggal 26 Februari 2016
Ratna, 1985, Mikrobiologi Dasar, Gramedia, Jakarta.
Riantini.2001.Sterilisasi secara fisik. http://www.ed.uiuc.edu./mikroorganisme/ste rili-sasi-secara-fisik/Html. Diakses pada tanggal 26 Februari 2016
Subaghdja.Rickie.2010.Sterilisasi dan Pengenalan Alat Mikrobiologi. http://jalankemenangankoe.blogspot.com/favicon.icom. Diakses pada tanggal 26 Februari 2016
Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum . Angkasa.Bandung.
Waluyo, 2008, Sterilisasi, http://Sterilisasi.blogspot.com, diakses pada 11 Desember 2013, Palu.
Yusriani, dr. 2008.Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT;Makassar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar